I.
Perkembangan tari jawa tengah
Pada
jaman penjajahan belanda, Kerajaan Mataram terpecah menjadi 2 yang tertuang
dalam perjanjian Gianti pada tahun 1755, Mataran terbagi menjadi kasunanan
Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Proses pemecahan tersebut dilanjutkan pada
tahun 1757 yaitu perjanjian salatiga yang memecah kesunanan surakarta menjadi
2,yaitu Kasunanan Surakarta sendiri dan Kadipaten Mangkunegaran, Kemudian pada
tahun 1813 kasultanan Yogyakarta dipecah menjadi 2, yaitu kasultanan Yogyakarta
dan Kadipaten Paku Alaman. Bertitik tolak pada perjajjian Giyanti, maka
berkembanglah dua tari dijawa tengah yaitu :
1. Gaya
Tari Yogyakarta yang terkenal dengan tari klasik gaya Yogyakarta atau gaya
mataram
2. Gaya
tari Surakarta.
1. Tari
Yogyakarta
A. Dasar
tari Yogyakarta
1. Teknik
Teknik ini disesuaikan dengan bentuk
badan penari. Penari harus memperhatikan 3 bagian yang harus dikencangkan:
a. Ugel-ugel
tangan dikencangkan dengan jalan ngruji, ini mempengaruhi pundak dan leher.
b. Ugel-ugel
kaki, dikencangkan dengan jalan nyelekenting, hal ini untuk kestabilan badan.
c. Ugel-ugel
bagian bawah, ini amat mempengaruhi deg/sikap badan yang tegak lurus, dengan
jalan perut dikempiskan.
2. Fisik/stamina
Untuk menjaga stamina penari keraton
harus selalu latihan secara terus menerus setiap hari, kecuali hari-hari
tertentu. Masing-masing tari memerlukan jumlah jam yang berbeda-beda dalam
setiap harinya. Penari yang tidak berlatih secara berkesinambungan akan
kehabisan tenaga sehingga akan menari asal saja dengan tarian tidak teratur
sehingga keindahan akan lenyap.
3. Mental
Disiplin dan mental yang dikehendaki
oleh joget mataram amat kuat yaitu ora mingkuh/pantang mundur hal ini
disesuaikan dengan suasana disaat Sri Sultan Hamengku Buwono I ( 1755-1792). Mencipta
tari gaya Yogyakarta dalam suasana perang sehingga disiplinnya sangat keras ala militer,
pedoman dan peraturannya sangat ketat pula oleh karena itu tari gaya yogyakarta
dirasakan sangat berat.
B. Penjiwaan
tari gaya yogyakarta
Dikenal dengan Unsur-unsur joget mataram
yaitu:
1. Sawiji
: Konsentrasi total
2. Greget
: Dinamika semangat batin yang memberikan kekuatan gerak, daya tahan,
kemantapan ekspresi.
3. Sengguh
: Percaya pada kemampuan diri sendiri tanpa mengarah pada kesombongan.
4. Ora
Mingkuh : Pantang mundur/ tidak goyah atas segala gangguan, tidak takut
menghadapi kesukaran, menepati apa yang menjadi kesanggupannya.
C. Contoh
tari Yogyakarta
1. Beksan
Guntur Segara
2. Beksan
Tugu Wasesa
3. Beksan
Etheng
4. Beksan
Golek Menak
5. Beksan
Bugis
6. Langendriyo
7. Langen
Wiraga
8. Tari
Bedaya
9. Beksan
Serimpi
10. Langen
Mandra Wanara
11. Beksan
Golek Putri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar