a.
Drama Tari Wayang Topeng
Berkembang
di daerah malang tepatnya didaerah Jabung, Jatiguri, Banjarsari, Kedungmonggo.
Drama tari wayang topeng pada umumnya
menggelar cerita tentang Panji.
Didaerah
Madura terdapat wayang topeng yang disebut dengan Topeng Dalang dengan cerita Mahabarata.
Didaerah
Situbondo tepatnya di Kraksaan dan Panarukan
dikenal dengan nama wayang Kerteh, nama ini disesuaikan dengan nama
dalang wayang topeng sekitar tahun 1930 yaitu Kartosuwignyo.
b. Tari
gandrung Banyuwangi
Tarian
ini merupakan jenis tari pergaulan sejenis tayub. Gerak dasar tari gandrung ini
merupakan perkembangan dari tari sakral yang disebut Seblang.
Tari
gandrung ini terdiri dari 3 bagian, diantaranya :
1.
Jejer, berisi ucapan selamat datang
untuk para tamu.
2.
Gandrung, Secara bergantian tukang gedog
atau tukang mengatur giliran menari, mempersilahkan para tamu untuk menari
dengan penari gandrung.
3.
Seblang, Ucapan terima kasih kepada
Tuhan Yang Maha Esa
c.
Tari Jaranan Buto
Tari
ini berkembang didaerah Banyuwangi dan Blitar, Tari jaranan buto ini
dipertunjukkan pada Upacara iring-iringan pengantin dan khitanan. Tarian ini
serupa dengan tari Jaranan Kepang tetapi kuda-kudanya menggambarkan binatang
yang berkepala Raksasa.
d.
Tari Reog Kendang
Tari
ini disebut juga dengan Reog Tulungagung, Karen berkembang didaerah
Tuliunggagung dan sekitarnya. Konon tarian ini melukiskan tentang iringan –
iringan prajurit kediri ketika hendak menjebak raksasan di kawah gunung Kemput,
Kisah tarian ini erat hubungannya dengan legenda terjadinya kota Kediri. Versi
lain menyebutkan bahwa tarian ini diilhami oleh permainan gendang prajurit
bugis dalam salah satu kesatuan laskar trunojoyo, Alat yang digunakan adalah
Tam-Tam (kendang kecil yang digendong)
e.
Tari Reog Ponorogo
Merupakan
tarian khas kota Ponorogo, Pada tarian ini terdiri dari pemain kuda kepang,
Penari dhadak merak, bujang ganong, klana sewandono, thetek melek, penthul dan
tembem serta celengan. Tarian ini
diangkat dari cerita panji yangberkisah tentang perjalanan Raden Klana
Sewandono meminang putri kediri yang dalam perjalanannya harus berperang
dengan singobarong dengan burung merak
diatasnya.
f.
Tari Glipang
Tari
ini berkembang dikalangan masyarakat Mandalungan, Gerak Tarinya kebanyakan
mengambil unsur-unsur silat dengan gerakan keras tetapi penuh humor,
Penggambaran tarian ini yaitu tentang pemuda-pemuda yang sedang berlatih olah
keprajuritan
g.
Tari Gembu /Gambuh
Tarian
ini menggambarkan prajurit yang berlatih perang dengan berbekal senjata keris dan
perisai kecil. Tarian ini digunakan untuk menyambut tamu agung dan para raja di
daerah Sumenep.
h.
Tari Remo
Tari
ini dipertunjukkan sebagai tarian untuk mengawali pertunjukan ludruk. Jenis
tarinya ada 2 yaitu remo gaya putra dan remo gaya putri.
Disaat
menari, penarinya sambil menari juga diselingi dengan nyanyi ( ngidung) yang
berisi pantun dengan iringan gendhing jula-juli surabayang diteruskan dengan
tropongan, ada juga yang dilanjutkan dengan Krucilan atau bahkan ditambah
dengan nyanyi gendhing-gendhing kreasi baru. Dalam perkembangannya tari remo
dapat berdiri sendiri sebagai tari lepas.
Tokoh-tokoh
peanri Remo yang masih terkenal hingga saat ini adalah : Munalifattah dari Sidoarjo, Bollet dari Jombang, Markaban
dari Surabaya.
i.
Tari Beskalan
Suatu
bentuk tari gaya putri yang dipertunjukkan sebagai acara kedua setelah tarian
pembukaan. Dasar tari terdiri dari rangkaian ragam gerak yang disebut Solah
disusun dengan gerak penghubung tertentu yang disebut Sendi. Didalam menari
tari beskalan ini kadang-kadang penarinya juga menyanyikan lagu-lagu daerah
setempat. Tari putri yang bercorak demikian ternyata masih merata diseluruh
jawatimur, dimana tarian ini berfungsi sebagai tari penghormatan kepada para
tamu.
PERKEMBANGAN
TARIAN JAWA TIMUR
Secara garis besar seni
tari dijawa timur masih termasuk dalam lingkungan kebudayaan jawa atau kultur
jawa hal ini terbukti bahwa jawa timur pernah memegang peranan besar dalam
salah satu periode pertumbuhan tari yang ada di jawa, yaitu disaat perpindahan
pusat pemerintahan pulau jawa yang berlangsung pada abad XI sampai XIV membawa
dampak pergeseran peranan jawa tengah kedalam kehidupan kebudayaan kewilayah
jawa timur.Perkembangan tari tradisional jawa timur dapat dibedakan berdasarkan
latar belakang historis kultur dan geografisnya, yang mana menurut data
kesenian jawa timur terbagi menjadi 2 etnis yang dominan dan beberapa sub etnis
yang masing-masing sub etnis ini memiliki ciri tersendiri yang mempengaruhi
gerak tari.
a.
Sub Etnis Jawa Kulonan
-
Derahnya dekat dengan kebudayaan jawa
yang berakar dari jawa tengah
-
Sifat kebudayaannya disebut Solo oriented
arinya berorientasi dari solo
-
Seni tari yang berkembang tidak berbeda
dengan seni tari yang berkembang di jawa tengah geraknya mengacu pada gerak
jawa tengahan.
b.
Sub Etnis jawa pesisir utara
Tarinya
bernafaskan keagamaan khususnya agama islam (bersifat/bernafas islami)
c.
Sub Etnis jawa wetanan
-
Derahnya memiliki dialek bahasa tertentu
-
Dalam tarinya memiliki gerak yang
dinamis
-
Kesenian tradisinya memiliki corak
tersendiri seperti wayang, topeng, ludruk, remo, berkalan.
d.
Sub Etnis Jawa Tengger
-
Letak dilereng gunung wilis
-
Memiliki kebudayaan jawa dengan
kepercayaan hindu
-
Kesenian tradisi yang dimiliki yaitu
sodoran karo
e.
Sub etnis mandalungan
-
Derah yang meliputi yaitu sepanjang
pantai utara selat madura, masuk pedalaman sekitar jember dan lumajang. Bagian
timur panarukan ke bondowoso. Perkawinan kultur madura dengan jawa menghasilkan
corak khusus yang disebut mandalungan.
-
Seni pertunjukan yang berkembang kuda
kencak, glipang, terbang gending, topeng dalang, kenong telok.
f.
Sub etnis madura
Kebudayaan
Masyarakat madura banyak memperoleh pengaruh kebudayaan islam, contohnya
Pojian, Ajing, Rhodat, Hadrah, Disamping
itu juga masih memiliki sisa-sisa kesenian Indonesia Hindu. Contoh : Topeng Dalang,
Tari Gembu (gambuh), Pangkak, Pantil.
g.
Sub etnis osing
Daerah
banyuwangi terletak diujung timur jawa timur, Seni tradisi yang berkembang
antara lain : Tari barong, tari sanyang, tari seblang, tari
gandrung dll. Di wilayah ini tidak luput dari pengaruh budaya islam,
pengaruhnya terlihat pada seni pertunjukan hadrah, kuntul, pencak silat dsb.
Dari
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa seni tari jawa timur tidak
berorintasi pada pusat pemerintahan, melainkan tumbuh dan berkembang dikalangan
rakyat dan lingkungan masyarakat.
nggak ada gambar nya
BalasHapusgambarnya tidak ada setiap tari
BalasHapusseharusnya ada gambarnya
BalasHapusbagusnya ada gambarnya
BalasHapus